Bisa jadi 3 nama dari tokoh Indonesia ini belum begitu akrab dengan Anda. Namun mereka begitu dikenal di luar negeri. Di tangan mereka bahasa Indonesia menjadi populer dan modern. Dan sekarang hampir separuh negara di dunia mewajibkan studi Bahasa Indonesia untuk kemajuan pendidikan di negaranya. Sebanyak 48 negara menjadikan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib.
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami (Chairil Anwar)
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami (Chairil Anwar)
1. Chairil Anwar
Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ibunya bernama Solehah, Lahir di Situjuh, Payakumbuh dan ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Kabupaten Indragiri Riau, berasal dari Taeh Baruah, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan ibunya Saleha, berasal dari Situjuh, Limapuluh Kota. [1] Dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.
(Puisi Chairil di Antara Penyair Dunia di Dinding Khusus Museum di Leiden)
Dalam kepenyairannya ia telah membawa bahasa indonesia yang modern. Dan di Leiden, Belanda sana, ada dinding khusus yang bertuliskan puisi-puisi dari penyair legendaris dari mancanegara, dalam bahasa aslinya. Salah satunya dari Indonesia, Chairil Anwar.
2. Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941; Ia dikenal di dunia dengan puisi mantranya. Di tangan Sutardji Calzoum Bachri, bahasa Indonesia tampak sangat modern, pascamodern, sekaligus purba. Kiprahnya adalah usaha yang tiada henti dalam merebut kembali hidup kata yang telanjur dibeku-bakukan dalam kamus dan konvensi.
Ia menerima berbagai penghargaan dari luar dan dalam negeri. Coba Anda nikmati video berikut ini:
3. Goenawan Moehammad
Goenawan Soesatyo Mohamad lahir di Karangasem, Batang, Jawa Tengah, 29 Juli 1941; seorang sastrawan Indonesia terkemuka. Ia juga salah seorang pelopor Majalah Horison dan lalu mendirikan Majalah Tempo dan Koran Tempo.
Sebagai penyair, Goenawan memiliki jaringan nasional dan internasional dalam mempopulerkan seni dan sastra indonesia. Menerima berbagai penghargaan dari luar dan dalam negeri.