Sri Sultan Hamengkubuwono X
DEPOK - Sejarawan Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi menilai Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan bagian dari sejarah dan sangat demokratis
" Yogyakarta provinsi yang memiliki keunikan dan juga kekayaan budaya dan di dalamnya ada keberagaman istiadat dan merupakan karakter bangsa. Prinsipanya Yogyakarta bagian dari sejarah dan tidak harus dihilangkan keistimewaannya," ujarnya, Senin (29/11/2010).
Tidak hanya itu saja, dia juga melihat adanya manfaat bagi arah kedepannya terutama anak cucu nanti karena Yogyakarta punya nilai makna yang unik.
Susanto juga mengaku tidak setuju jika Sri Sultan dibilang monarki dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak melihat ke sana karena pada kenyataannya rakyatnya yang memilih dan itu tidak bertentang dengan asas demokrasi.
"Di Yogyakarta tetap ada penerapan sistem pemilihan, tetap ada DPRD dan ada pemerintahan. Saya sebagai sejarawan tidak berwenang memberikan saran apapun terhadap presiden, saya hanya berprinsip Yogyakarta bagian dari sejarah dan jangan dihilangkan," tegasnya.