Kasus Kematian Turun, Sumsel Tetap Waspada DBD

Ilustrasi

PALEMBANG - Meski dalam empat tahun terakhir kasus demam berdarah dengue (DBD) menurun drastis di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), namun penyakit mematikan yang berjangkit dari nyamuk aides-aigepty itu tetap diwaspadai otoritas kesehatan setempat.

Pada 2007, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel mendata 3.487 kasus DBD disertai 13 kasus kematian berupa case-fatalities-rate (CFR) 0,4 persen. Di 2008, dari 2.360 kasus DBD 10 orang tewas serta CFR 0,42 persen. Tahun 2009, 1.854 kasus 6 kematian (CFR 0,32 persen). Hingga bulan Oktober lalu, kasus DBD telah mencapai 990 kasus DBD 3 orang meninggal dunia (CFR, 0,32%).

Upaya serius Dinkes Sumsel selama tahun 2010 menurunkan target angka DBD di Sumsel dilakukan dengan menerbitkan surat edaran Gubernur Sumsel tentang kewaspadaan DBD bagi masyarakat.

“Kita akan terus berupaya setiap tahunnya menurunkan kasus DBD dari tahun sebelumnya,” kata dr Fenty Aprina, pelaksana Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-46 dan pencanangan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (PSN DBD), kepada wartawan di Palembang, Sabtu (4/12/2010).

“Kami juga mengimbau kembali kelompok kerja operasional pemberantasan sarang nyamuk DBD (Pokjanal PSN-DBD) tingkat kabupaten/kota dan kecamatan serta para kelompok kerja DBD tingkat kelurahan atau desa,” ungkap Fenty.

Bukan hanya itu, Pemprov Sumsel telah mendistribusikan bantuan ke kabupaten/kota berupa 5 unit mesin fogging, 5000 kg bubuk larvasida, 2000 liter insektisida, 2225 rapied tes DBD, dan roll-banner DBD sebanyak 37 buah.

Terpisah, Gubernur Sumsel Alex Noerdin saat dimintai komentarnya menyatakan, kesehatan bagi manusia adalah faktor vital kehidupan.

“Percuma duit banyak tetapi sakit dan tidak bisa makan enak,” tandas Alex.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More